Gas Rumah Kaca
Apa itu efek rumah kaca ?
Efek rumah kaca adalah hal alami yang terjadi di bumi. Dengan radiasi efek rumah kaca dari matahari, suhu udara di bumi bisa tetap hangat yaitu sekitar 330C. Sehingga dengan keadaan seperti ini, memungkinkan makhluk hidup dapat bertahan hidup di bumi. Contoh manfaat adanya efek rumah kaca adalah dapat menghangatkan tanaman agar tidak mati di tengah musim salju.
Efek rumah kaca adalah proses menembusnya energi dari matahari ke dalam atmosfer bumi, kemudian beberapa energi diserap oleh permukaan bumi dan laut sehingga bumi menjadi hangat. Sisa radiasi lainnya dipantulkan kembali ke luar angkasa dalam bentuk energi inframerah. Ketika beberapa energi inframerah diradiasikan kembali ke luar angkasa, beberapa diantaranya diserap kembali dan dipancarkan kembali oleh uap air dan berbagai gas rumah kaca di atmosfer. Energi yang diserap inilah yang menghangatkan permukaan bumi sehingga atmosfer tampak seperti halnya rumah kaca. Berikut gambaran proses yang terjadi:
Efek rumah kaca adalah hal alami yang terjadi di bumi. Dengan radiasi efek rumah kaca dari matahari, suhu udara di bumi bisa tetap hangat yaitu sekitar 330C. Sehingga dengan keadaan seperti ini, memungkinkan makhluk hidup dapat bertahan hidup di bumi. Contoh manfaat adanya efek rumah kaca adalah dapat menghangatkan tanaman agar tidak mati di tengah musim salju.
Efek rumah kaca adalah proses menembusnya energi dari matahari ke dalam atmosfer bumi, kemudian beberapa energi diserap oleh permukaan bumi dan laut sehingga bumi menjadi hangat. Sisa radiasi lainnya dipantulkan kembali ke luar angkasa dalam bentuk energi inframerah. Ketika beberapa energi inframerah diradiasikan kembali ke luar angkasa, beberapa diantaranya diserap kembali dan dipancarkan kembali oleh uap air dan berbagai gas rumah kaca di atmosfer. Energi yang diserap inilah yang menghangatkan permukaan bumi sehingga atmosfer tampak seperti halnya rumah kaca. Berikut gambaran proses yang terjadi:
Perkembangan peradaban manusia mengakibatkan bermunculan berbagai teknologi dan industri. Sejak revolusi industri yang terjadi sekitar tahun 1750, mengakibatkan meningkatnya konsentrasi gas penyebab rumah kaca di atmosfer. Meningkatnya gas-gas tersebut di bumi, mengakibatkan suhu bumi meningkat dari keadaan normal yang biasa disebut fenomena global warming.
Gas-Gas Rumah Kaca
Menurut konvensi PBB mengenai Perubahan Iklim (UNFCCC), ada 6 jenis gas yang digolongkan sebagai gas rumah kaca (GRK), yaitu: Karbon dioksida (CO2), Nitrogen oksida (N20), Metana (CH4), sulfurheksaflorida (SF6), perflorokarbon (PFCs), dan hidroflorokarbon (HFCs).
1. Karbon dioksida (CO2)
Karbon dioksida merupakan gas dengan konsentrasi terbanyak penyebab efek rumah kaca yaitu sekitar 70% dari volume total seluruh gas rumah kaca. Karbon dioksida dapat terbentuk dari hasil pembakaran bahan-bahan hidrokarbon seperti bahan bakar fosil (batubara, minyak bumi, gas alam, dll) atau biomassa (kayu), deforestasi, dan lepasnya karbon bawah tanah akibat rusaknya ekosistem gambut. Karena jumlahnya paling banyak, Karbon dioksida dianggap sebagai gas rumah kaca acuan.
2. Nitrogen oksida (N2O)
Nitrogen oksida merupakan gas yang secara alami ada di bumi. Tidak banyak diketahui tentang asala gas ini dalam atmoefer. Nitrogen oksida ini merupakan hasil samping dari pembuatan dan pemakaian pupuk nitrogen. Nitrogen oksida juga dapat disebabkan dari pembakaran bahan bakar fosil.
3. Metana (CH4)
Metana adalah gas rumah kaca yang terbentuk secara alami. Metana dihasilkan ketika jenis-jenis mikroorganisme tertentu mengutaikan bahan organik pada kondisi anaerob. Metana juga dihasilkan pada temat pembuangan sampah dengan jumlah yang cukup banyak, sehingga dapat menguntungkan bila digunakan sebagai sumber energi alternatif. Gas ini mudah terbakar dan menghasilkan gas Karbon dioksida sebagai hasil sampingnya.
4. Gas Industri yang mengandung Fluor (SF6, PFCs, HFCs)
Gas-gas yang mengandung fluor kebanyakan diproduksi dari proses industri. Gas ini akan tinggal selama-lamanya di atmosfer karena sifatnya yang tidak dapat meyerap dan hancur secara alamiah.
Gas-Gas Rumah Kaca
Menurut konvensi PBB mengenai Perubahan Iklim (UNFCCC), ada 6 jenis gas yang digolongkan sebagai gas rumah kaca (GRK), yaitu: Karbon dioksida (CO2), Nitrogen oksida (N20), Metana (CH4), sulfurheksaflorida (SF6), perflorokarbon (PFCs), dan hidroflorokarbon (HFCs).
1. Karbon dioksida (CO2)
Karbon dioksida merupakan gas dengan konsentrasi terbanyak penyebab efek rumah kaca yaitu sekitar 70% dari volume total seluruh gas rumah kaca. Karbon dioksida dapat terbentuk dari hasil pembakaran bahan-bahan hidrokarbon seperti bahan bakar fosil (batubara, minyak bumi, gas alam, dll) atau biomassa (kayu), deforestasi, dan lepasnya karbon bawah tanah akibat rusaknya ekosistem gambut. Karena jumlahnya paling banyak, Karbon dioksida dianggap sebagai gas rumah kaca acuan.
2. Nitrogen oksida (N2O)
Nitrogen oksida merupakan gas yang secara alami ada di bumi. Tidak banyak diketahui tentang asala gas ini dalam atmoefer. Nitrogen oksida ini merupakan hasil samping dari pembuatan dan pemakaian pupuk nitrogen. Nitrogen oksida juga dapat disebabkan dari pembakaran bahan bakar fosil.
3. Metana (CH4)
Metana adalah gas rumah kaca yang terbentuk secara alami. Metana dihasilkan ketika jenis-jenis mikroorganisme tertentu mengutaikan bahan organik pada kondisi anaerob. Metana juga dihasilkan pada temat pembuangan sampah dengan jumlah yang cukup banyak, sehingga dapat menguntungkan bila digunakan sebagai sumber energi alternatif. Gas ini mudah terbakar dan menghasilkan gas Karbon dioksida sebagai hasil sampingnya.
4. Gas Industri yang mengandung Fluor (SF6, PFCs, HFCs)
Gas-gas yang mengandung fluor kebanyakan diproduksi dari proses industri. Gas ini akan tinggal selama-lamanya di atmosfer karena sifatnya yang tidak dapat meyerap dan hancur secara alamiah.
Dampak
Dampak yang ditimbukan dari gas rumah kaca adalah perubahan iklim, meningkatkan tinggi muka air laut, meningkatnya suhu global, Gangguan Ekologis, dan dampak sosial dan poltik. Berikut ini merupakan penjelasan lebih lengkapnya;
1. Perubahan Iklim
Perubahan iklim mempengaruhi komposisi atmosfer global yang disebabkan secara langsung maupun tidak oleh kegiatan manusia. Daerah hangat akan menjadi lebih lembab karena lebih banyak air yang menguap dari lautan. Kelembababn yang tinggi akan meningkatkan curah hujan secara rata-rata, sekitar 1% untuk setiap derajat fahrenheit pemanasan. Selain itu, air akan cepat menguap dari tanah. Akibatnya beberapa daerah akan mengalami kekeringan. berlaanan dengan emanasan yang terjadi, beberapa kondisi yang sangat dingin akan terjadi. Pola cuaca menjadi sulit terprediksi dan akan lebih ekstrim.
2. Peningkatan Tinggi Muka Air Laut
Prubahan tinggi muka laut akan sangat mempengaruhi kehidupan pantai. Erosi dari tebing, pantai, dan bukit pasir akan meningkat. Ketika tinggi lautan mencapai muara sungai, banjir akibat air pasang akan meningkat di daratan. Disisi lain, tutupan salju akan semakin sdikit di beberapa daerah, teurtama pada musim semi.
3. Pemanasan Global dan Lapisan Ozon
Pemanasan global dan efek rumah kaca mengacu ke pemanasan bagian bawah atmosfer (troposfer) karena peningkatan konsentrasi dari gas-gas yang memerangkap panas (gas rumah kaca). Sedangkan lubang ozon mengacu kepada hilangnya lapisan ozon di lapisan atas atmosfer (stratosfer) yang merupakan ancaman yang cukup serius karena ozon menghalangi radiasi ultraviolet dari matahari yang berbahaya bagi tanaman, binatang dan manusia.
Dampak yang ditimbukan dari gas rumah kaca adalah perubahan iklim, meningkatkan tinggi muka air laut, meningkatnya suhu global, Gangguan Ekologis, dan dampak sosial dan poltik. Berikut ini merupakan penjelasan lebih lengkapnya;
1. Perubahan Iklim
Perubahan iklim mempengaruhi komposisi atmosfer global yang disebabkan secara langsung maupun tidak oleh kegiatan manusia. Daerah hangat akan menjadi lebih lembab karena lebih banyak air yang menguap dari lautan. Kelembababn yang tinggi akan meningkatkan curah hujan secara rata-rata, sekitar 1% untuk setiap derajat fahrenheit pemanasan. Selain itu, air akan cepat menguap dari tanah. Akibatnya beberapa daerah akan mengalami kekeringan. berlaanan dengan emanasan yang terjadi, beberapa kondisi yang sangat dingin akan terjadi. Pola cuaca menjadi sulit terprediksi dan akan lebih ekstrim.
2. Peningkatan Tinggi Muka Air Laut
Prubahan tinggi muka laut akan sangat mempengaruhi kehidupan pantai. Erosi dari tebing, pantai, dan bukit pasir akan meningkat. Ketika tinggi lautan mencapai muara sungai, banjir akibat air pasang akan meningkat di daratan. Disisi lain, tutupan salju akan semakin sdikit di beberapa daerah, teurtama pada musim semi.
3. Pemanasan Global dan Lapisan Ozon
Pemanasan global dan efek rumah kaca mengacu ke pemanasan bagian bawah atmosfer (troposfer) karena peningkatan konsentrasi dari gas-gas yang memerangkap panas (gas rumah kaca). Sedangkan lubang ozon mengacu kepada hilangnya lapisan ozon di lapisan atas atmosfer (stratosfer) yang merupakan ancaman yang cukup serius karena ozon menghalangi radiasi ultraviolet dari matahari yang berbahaya bagi tanaman, binatang dan manusia.
Sumber: http://kunjenggroup.blogspot.com
Lapisan ozon memerangkap panas, sehingga apabila hilang maka stratosfer akan menjadi dingin, sehingga menyeimbangkan efek pemanasan dari gas lain yang memerangkap panas. Tetapi ini bukan berarti alasan untuk merasa lega karena pendinginan stratosfer dapat menyebabkan perubahan iklim yang berakibat pada perubahan pola cuaca di daerah yang terletak pada garis lintang bumi yang lebih tinggi. Pemerangkapan panas troposfer berakibat semakin sedikit panas yang terlepas ke angkasa luar, sehingga stratosfer akan mendingin. Semakin dingin stratosfer, semakin besar kerusakan yang terjadi pada lapisan ozon.
4. Gangguan Ekologis
Hewan dan tumbuhan sulit menghindar dari efek pemanasan global, karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Dalam pemanasan global, hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas pegunungan. Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat. Akan tetapi, pembangunan manusia akan menghalangi perpindahan ini. Spesies-spesies yang bermigrasi ke utara atau selatan yang terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan pertanian mungkin akan mati. Beberapa tipe spesies yang tidak mampu secara cepat berpindah menuju kutub mungkin juga akan musnah.
Lapisan ozon memerangkap panas, sehingga apabila hilang maka stratosfer akan menjadi dingin, sehingga menyeimbangkan efek pemanasan dari gas lain yang memerangkap panas. Tetapi ini bukan berarti alasan untuk merasa lega karena pendinginan stratosfer dapat menyebabkan perubahan iklim yang berakibat pada perubahan pola cuaca di daerah yang terletak pada garis lintang bumi yang lebih tinggi. Pemerangkapan panas troposfer berakibat semakin sedikit panas yang terlepas ke angkasa luar, sehingga stratosfer akan mendingin. Semakin dingin stratosfer, semakin besar kerusakan yang terjadi pada lapisan ozon.
4. Gangguan Ekologis
Hewan dan tumbuhan sulit menghindar dari efek pemanasan global, karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Dalam pemanasan global, hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas pegunungan. Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat. Akan tetapi, pembangunan manusia akan menghalangi perpindahan ini. Spesies-spesies yang bermigrasi ke utara atau selatan yang terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan pertanian mungkin akan mati. Beberapa tipe spesies yang tidak mampu secara cepat berpindah menuju kutub mungkin juga akan musnah.
Sumber:
http://www.wmo.int/pages/mediacentre/press_releases/pr_1002_en.html diunduh pada tanggal 23 Februari 2015 23:44
http://www.dnrec.delaware.gov/ClimateChange/Pages/Greenhouse%20Effect.aspx diunduh pada tanggal 23 Februari 2015 15:36
http://earthguide.ucsd.edu/virtualmuseum/climatechange1/02_1.shtml diunduh pada tanggal 23 Februari 2015 15:47
https://sailorjournal.wordpress.com/2011/02/21/gas-rumah-kaca/ diunduh pada 22 Februari 2015 11.40
http://yuliaisyatin.0fees.net/GAS_RUMAH_KACA.html diunduh pada 22 Februari 2015 15.42
http://www.ikalima.com/umum/penipisan-lapisan-ozon-dan-global-warming/ diunduh pada tanggal 23 Februari 2015 22.50
http://airpollution2014.weebly.com/gas-rumah-kaca.html diunduh pada tanggal 23 Februari 2015 22.57
http://www.academia.edu/6711738/Makalah_Efek_Rumah_Kaca diunduh pada tanggal 26 Februari 2015 20.37
http://www.wwf.or.id/tentang_wwf/upaya_kami/iklim_dan_energi/solusikami/kampanye/powerswitch/spt_iklim/ diunduh pada tanggal 26 Februari 17.18
http://www.wmo.int/pages/mediacentre/press_releases/pr_1002_en.html diunduh pada tanggal 23 Februari 2015 23:44
http://www.dnrec.delaware.gov/ClimateChange/Pages/Greenhouse%20Effect.aspx diunduh pada tanggal 23 Februari 2015 15:36
http://earthguide.ucsd.edu/virtualmuseum/climatechange1/02_1.shtml diunduh pada tanggal 23 Februari 2015 15:47
https://sailorjournal.wordpress.com/2011/02/21/gas-rumah-kaca/ diunduh pada 22 Februari 2015 11.40
http://yuliaisyatin.0fees.net/GAS_RUMAH_KACA.html diunduh pada 22 Februari 2015 15.42
http://www.ikalima.com/umum/penipisan-lapisan-ozon-dan-global-warming/ diunduh pada tanggal 23 Februari 2015 22.50
http://airpollution2014.weebly.com/gas-rumah-kaca.html diunduh pada tanggal 23 Februari 2015 22.57
http://www.academia.edu/6711738/Makalah_Efek_Rumah_Kaca diunduh pada tanggal 26 Februari 2015 20.37
http://www.wwf.or.id/tentang_wwf/upaya_kami/iklim_dan_energi/solusikami/kampanye/powerswitch/spt_iklim/ diunduh pada tanggal 26 Februari 17.18